Home
Innalillahi Wainnaillaihi Roji'un
|
||||||||
![]() 2 tahun 7 bulan sudah Ghofie membagi tawa dan candanya untuk keluarga |
Donasi untuk Ghofie dengan ini dinyatakan ditutup
|
"![]() Alhamdulilah, semenjak program ini dibuka pada tanggal 5 November 2012 |
"Ayo Bantu Ghofie lawan monster kankernya, Ghofie yang jadi jagoannya" |
![]() Assalamualaikum Wr. Wb. Ijinkan Kami menyampaikan kabar bahwa Ghofirullah (usia 2 thn) putra bungsu pasangan Lani Kartikasari-Didiet Karyadi, saat ini sedang berjuang melawan penyakit yang di"duga" Limfoma maligna (kanker kelenjar getah bening). Penyebaran penyakit Ghofie relatif cepat dan membutuhkan biaya yang sangat besar. "Kita lawan sama-sama ya Gho, monsternya, kamu yg Jadi jagoannya" Begitu tulisan di PP Bundanya Ghofie. Nama bank: BCA semua uang yang terkumpul akan disalurkan langsung untuk Ghofie. 1. humas@danapeduli65.org Mari kita doakan kesembuhan Ghofie dan ketabahan Lani & Didiet dalam menghadapi cobaan ini Aamiin. Lani Kartika Sari adalah salah satu alumni SMA 65 yang lulus pada tahun 1999 Salam hangat,
|
Alhamdulilah Desi telah menjalani Pengobatan |
![]() Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’aalamiin..
Tanpa mengurangi rasa hormat, kami ucapkan terima kasih sekali lagi atas bantuannya dalam proses penyembuhan Desi. |
Menyentuh Dunia dengan Kepedulian |
![]() Jakarta 25 Des, Danapeduli65.org – Tak Terasa telah lebih dari satu bulan sejak digulirkannya penggalangan dana untuk pengobatan Desi yang menderita GBS (Gullain Barre Syndrome), melalui sebuah gerakan yang diberi nama Gerakan Transfer 10ribu sebuah gerakan yang dicetuskan oleh sahabat-sahabat Desi yang merupakan alumni SMAN 65. Semenjak gerakan ini pertama kali dimulai, sekitar tanggal 18 Nopember 2011, tercatat sebanyak 178 donatur (data per 25 Desember 2011) telah ikut berpartisipasi dalam gerakan ini, mereka berpartisipasi dengan memberikan donasinya ke Rekening BCA milik Dana Peduli 65, dan jumlah ini terus bertambah setiap harinya. 178 donatur ini berasal dari kalangan yang berbeda-beda, mulai dari Teman-teman SMA dimana Desi pernah bersekolah, baik teman satu angkatan maupun alumni dan lainnya, teman kuliah, teman dari temannya Desi, gerakan Bazaar atau donatur lainnya yang bersimpati dengan kisah Desi yang mereka ketahui melalui email, broadcast yang dikirimkan melalui pesan BlackBerry, situs-situs jejaring sosial, radio maupun brosur-brosur yang pernah disebar oleh teman-teman Desi. Pengurus Dana Peduli 65 tidak mengetahui persis mengenai lokasi para 178 donatur tersebut berdomisili, namun beberapa donatur yang telah memberikan informasinya memberikan isyarat bahwa para donatur berasal dari berbagai penjuru, mulai dari Jakarta, Malang, Bali, Jepara, Tanjung Pinang, Padang dan yang terakhir diketahui adalah berasal dari luar Indonesia. Donatur yang berasal dari luar Indonesia ini dikoordinir oleh Bapak Budi Suwardoyo yang sedang bekerja di Oman, Beliau mengkoordinir sumbangan untuk Desi yang di dapat dari Teman-temannya yang sedang bekerja di Negara Oman dan Dubai, dana yang berhasil mereka kumpulkan sebesar Rp. 21 juta dan kemudian diberikan ke Dana Peduli 65 untuk diberikan kepada Desi. Sehingga Jumlah uang yang diterima oleh Pengurus Dana Peduli 65 periode 18 Nop – 25 Des 2011 adalah sebesar Rp. 50,055,012. Jika dikurangi dengan pengeluaran sebesar Rp. 382,000 yang digunakan untuk biaya konsultasi dokter dan test darah pada tanggal 28 Nopember 2011, maka Sisa uang per 24 Des 2011 adalah sebesar Rp. 49,673,012. Selain uang yang masuk ke rekening BCA yang dikelola oleh Dana Peduli 65, terdapat juga rekening bank lainnya seperti Bank Mandiri 118-000-717459-1 a/n Puri Fitriani, Bank BRI 2123-01-000243-50-7 a/n Virgyne Livynia dan Bank BNI 189552183 a/n Arie Budiman, ketiga rekening tersebut dikelola oleh Ratmi dan kawan-kawan yang uangnya nantinya akan diberikan untuk pengobatan Desi. Berdasarkan informasi, jumlah keseluruhan dari ketiga rekening tersebut adalah sebesar Rp. 20,235,001 (data per 15 Des 2011). |
Garage Sale for Desi (3 - 4 Desember 2011) |
![]() Bintaro, Danapeduli65.org - Penyakit GBS (Gullain Barre Syndrome) yang di derita oleh Desi dan penyakit CP (Cerebral Palsy) yang diderita anaknya Daffa (4 tahun) membutuhkan dana yang terbilang besar untuk pengobatannya. Hal tersebut membuat sahabat-sahabat Desi bersatu untuk mencarikan dana bagi pengobatannya dan kali ini ide cemerlang untuk mengadakan Bazaar terlontar dari sahabat-sahabat Desi. |
Desi harus “survive”, demi anaknya.. |
Teman, izinkan kami berbagi cerita. Hanya butuh waktu 5 - 10 menit untuk membacanya, namun kita akan mendapat lebih dari sekadar cerita.![]() Kasih ibu sepanjang hayat dikandung badan. Pepatah itu rasanya tepat disematkan pada salah seorang sahabat kita ini. Nur Rahmah Desiana—kita biasa menyapanya Desi—memiliki seorang anak (Daffa, 4 tahun) yang sejak lahir menderita Cerebral Palsy tipe Spastic Diplegia. Penyakit ini membuat otot gerak/motoriknya sangat kaku. Akibatnya, hingga saat ini Daffa belum dapat duduk dan berdiri sendiri. Terapi pengobatan Daffa membutuhkan dana besar dan perhatian ekstra. Desi pun rela melepas karirnya sebagai staf HRD di sebuah perusahaan swasta demi merawat Daffa. Desi harus melakukan terapi motorik, pemijatan rutin, dan memberi obat pada Daffa tiap 3 jam sekali. |